Yuk Tengok Jejak Para Wali

05:56

Manusia ibarat kawat kecil ? Mungkin ada benarnya. Kawat kecil yang ditarik kencang diatas
sebuah kotak kosong yang terbentuk mirip perut dapat digunakan untuk menghasilkan suara yang merdu dan mempesona. Itulah gitar atau biola.



Manusia yang menerapkan pada dirinya pola hidup “kencang” dalam agama  kemudian disertai kesanggupan mengosongkan perut, maka ia akan menjadi manusia yang indah dan menawan, itulah para Auliya. Sepatah dua patah ucapannya mampu menembus hati yang paling keras sekalipun. Bahkan raut wajahnyapun boleh jadi cukup untuk membuat orang yang memandangnya tersadarkan diri dan teringat penciptanya.


Kisah-kisah taubatnya para penjahat ditangan para wali dapat dengan mudah dijumpai di mana- mana. Begitupun kisah masuk Islamnya orang-orang Barat yang umumnya tidaklah melalui adu argumen ilmiah dengan para cendekiawan kondang, melainkan hanya dengan mendengarkan tutur kata sederhana dari para mursyid tariqah yang kini banyak berkembang di negara-negara Barat.


Kencang dan lapar (Istiqomah dan Riyadloh) itulah jalan mereka, orang-orang yang mampu memberikan pencerahan. Sayang keduanya bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Memang, ibarat ingin memetik mawar, seseorang harus siap terkena durinya yang tajam, dan ibarat ingin mengambil madu seseorang mesti siap tersengat lebah. Karenanya, orang-orang tua kita dahulu yang mungkin telah tersinari oleh ajaran para wali menyatakan bahwa untuk menjadi manusia yang berkualitas kita harus sanggup :

Mangan lan turu ning longan,

Bantalan cengkir”

yakni, makan dan tidur di“long” (dikurangi) Beralaskan “kencengé pikir/dzikir (kuatnya
pikir dan dzikir).

Betapapun beratnya Istiqomah dan Riyadloh, keduanya sudah menjadi tanggung jawab setiap muslim dan keduanya mesti berdampingan. Berpegang pada salah satunya dan mengabaikan yang lain dapat mengakibatkan dampak negatif dalam kehidupan. Istiqomah (ketat) tanpa Riyadloh boleh jadi akan melahirkan radikalisme dan ekstrimisme. Sebaliknya Riyadloh tanpa Istiqomah ialah jalan bagi seseorang yang ingin menjadi “dukun”. Ketat tanpa “keprihatinan“ cenderung membuat seseorang lebih menomorsatukan persoalan-persoalan agama yang bersifat lahiriah (halal, haram dll.) sehingga yang lebih nampak dimatanya ayat-ayat semacam: ”Sesungguhnya Allah maha dahsyat siksaNya” sementara ayat lain sejenis: ”Sesungguhnya Allah maha pengampun dan penyayang” kurang begitu nampak. Dan inilah radikalisme. Disisi lain, “prihatin” tanpa ketat cenderung membuat seseorang menjadikan riyadlohnya untuk tujuan-tujuan jangka pendek (karir, rizki dll.) Dan inilah dukunisme. Radikalisme dan dukunisme kini menjadi salah satu penyakit akut yang menghinggapi bangsa kita.

Apa yang akan terjadi apabila kedua-duanya, Istiqomah dan Riyadloh sudah diabaikan dan ditinggalkan oleh umat ? Barangkali tak ada akibat lain kecuali “krisis multi dimensi” seperti yang kita alami saat ini. Maka tidak ada cara lain untuk mengatasinya kecuali kita mengikuti jejak para wali (juga para nabi) denga beristiqomah, konsisten dangan ajaran ajaran Allah dan ber-riyadloh mengurangi segala keinginan (syahwat) dan tidak menuruti sepenuhnya walau kita mampu. Dua rel yang berdampingan ini bisa juga disebut dengan istilah agama yang lebih ringkas yakni “mujahadah”.

Allah berfirman :

Orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. (Q.S Al-‘Ankabuut : 69)

Semoga Bermanfaat

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

18 comments

Write comments
December 31, 2013 delete

kalau jaman sekarang mungkin kebalikannya ya sob sebab sekarang ini bukan penjahat yang bertobat kadang bisa sebaliknya
harus mencontoh dan meneladani sifat dan jejak para wali kita

Reply
avatar
December 31, 2013 delete

para wali memang sosok yang perlu dicontoh ya maz fiu . .

Reply
avatar
December 31, 2013 delete

9 Wali adalah penuntun Umat Islam untuk membuat Umat Islam
Semakin meningkatkan Agama Allah. dan terus menjaga Aqidah
Islam bisa terhormat di Agama lainya. salam ormat selalu Mas Fiu :)

Reply
avatar
December 31, 2013 delete

Sekarang mah, lebih banyak makan dan tidur dibanyakin .. hehehehe

Reply
avatar
December 31, 2013 delete

Apalagi jaman sekarang ini yg menawarkan beraneka macam penggoda yg menyita waktu dan mengalihkan perhatian kita dari spiritualitas...

Reply
avatar
December 31, 2013 delete

Kalau zaman dulu kebanyakan orang itu "berfikir sebelum bertindak".. tapi Kalau sekarang "bertindak lalu berfikir", mangkanya banyak sekali penyesalan.. jejak para wali emang harus di ikuti. karena salah satu penerus para nabi

Reply
avatar
December 31, 2013 delete

Ujung2nya cari kambing hitam ya mas ...?

Reply
avatar
December 31, 2013 delete

perjuangan para wali dalam menyiarkan islam memang patut di acungi jempol ya mas :)

Reply
avatar
January 01, 2014 delete

salam ukhuwah juga mas ... :)

Reply
avatar
January 01, 2014 delete

hahahahahaha, bsa aja nih ...

Reply
avatar
January 01, 2014 delete

cari kambing gemuk banyak nggak mas ?

Reply
avatar
January 01, 2014 delete

mw kasih jempol berpa mb ? :)

Reply
avatar
January 01, 2014 delete

Kalau bisa seratus jempol mas hehe :) tapi sayang saya punya 2 jempol nih hehe

Reply
avatar
January 01, 2014 delete

Semoga gak cuma ditengok yah jejak wali-nya, tapi bisa jadi teladan :))

Reply
avatar
January 01, 2014 delete

waduuh .... musti pinjam ma binatang kaki seribu tuh kalo mw ngasih seratus jempol ... :)

Reply
avatar
January 01, 2014 delete

mbak rani super sekali .... mudah2n yg baca dan sy sendri bsa meneladaninya ... aamiin ... :)

Reply
avatar